Unknown

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
     
    بسم الله الر حمن الر حيم
        ¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam menghadiri penguburan seorang jenazah. Sambil menanti proses penggalian selesai, berliau duduk lalu bersabda:
"Tiada seorang jiwapun melainkan Allah telah menuliskan tempat kembalinya, baik di surga atau di neraka, dan juga telah dituliskan apakah ia berbahagia atau sengsara".

Tak ayal lagi, pernyataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ini mengejutkan para sahabat, sehingga salah seorang dari mereka segera bertanya: "Wahai Rasulullah , bila demikian apa tidak lebih baik kita mengandalkan catatan takdir kami dan meninggalkan segala bentuk amalan (usaha)?"

Menanggapi pertanyaan ini, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Siapapun yang ditakdirkan termasuk dari orang yang berbahagia niscaya ia berhasil mengamalkan amalan orang-orang yang berbahagia. Sebaliknya orang yang ditakdirkan menjadi bagian dari orang-orang serangsara, niscaya ia hanyut dalam amalan orang-orang sengsara."
Beramallah kalian, karena setiap orang pastilah mendapat kemudahan. orang-orang yang berbahagia pastilah dimudahkan untuk mengamalkan amalan orang-orang yang berbahagia. Sedangkan orang-orang sengsara pasti pula dimudahkan untuk hanyut dalam amalan orang-orang sengsara.

Selanjutnya beliau membaca ayat berkut:
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,  dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan memudahkan baginya jalan yang mudah (kebahagiaan). Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan memudahkan baginya (jalan) yang sukar (kesengsaraan)'. (Al Lail 5-10)
بَارَكَ اللهُ فِيْك
0 Responses

Posting Komentar